Sebelum mengetahui jenis hepatitis, ada baiknya agar kita ketahui dulu apa pengertian hepatitis.
Hepatitis merupakan peradangan atau pembengkakan liver atau hati dan merupakan penyakit berbahaya karena menyerang hati, organ penting dengan ratusan fungsi. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus, hingga obat-obatan, alkohol, bahkan obat tradisional sekalipun.
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
Hepatitis terdiri dari beberapa jenis diantaranya, Hepatitis A,B, C, D, E, F dan G. Meskipun gejala yang dialami sama, tetapi ada perbedaan antara jenis hepatitis yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya dalam hal penularan, penanganan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.
Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Penyebaran/ penularan penyakit ini bisa melalui kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah.
Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan, terutama mata kuning. Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam.
Secara vertikal cara penularan Hepatitis B dapat melalui darah, khususnya dari ibu ke bayi. Secara horisontal dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut, sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.
Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Peginterferon dan ribavirin merupakan obat-obatan standar untuk HCV. Antara 50-80% pasien yang diobati sembuh. Pasien dengan sirosis atau kanker hati mungkin memerlukan transplantasi hati, namun biasanya virus muncul kembali setelah transplantasi.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.
Penularan hepatitis D dapat melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjangkeculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.
Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.
2. Menggunakan tusuk jarum, termasuk transfusi darah yang steril.
3. Tidak melakukan seks bebas, terlebih seks bebas terhadap seorang pengidap hepatitis.
4. Tidak menggunakan narkoba, terlebih yang menggunakan jarum suntik dalam proses penggunaannya.
5. Istirahat yang cukup.
6. Olah raga teratur.
7. Khusus untuk bayi agar diberikan imunisasi lengkap.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis
http://doktersehat.com/semua-tentang-hepatitis/#ixzz2xdFCN5yC
http://majalahkesehatan.com/hepatitis-a-b-c-d-e-apa-bedanya/
http://penyakithepatitis.org/
Hepatitis merupakan peradangan atau pembengkakan liver atau hati dan merupakan penyakit berbahaya karena menyerang hati, organ penting dengan ratusan fungsi. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus, hingga obat-obatan, alkohol, bahkan obat tradisional sekalipun.
Gambar Virus Hepatitis |
Hepatitis terdiri dari beberapa jenis diantaranya, Hepatitis A,B, C, D, E, F dan G. Meskipun gejala yang dialami sama, tetapi ada perbedaan antara jenis hepatitis yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya dalam hal penularan, penanganan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Hepatitis A
Jenis ini adalah yang paling ringan dibanding dengan jenis hepatitis yang lain, dan dapat sembuh dengan sendirinya bahkan tanpa meninggalkan bekas/jejak.Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.
Gambar Virus Hepatitis A |
Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Penyebaran/ penularan penyakit ini bisa melalui kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah.
Wilayah rentan Hepatitis A |
Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Ciri penderita hepatitis |
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB)/ hepatitis serum, suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.Gambar virus hepatitis B |
Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan, terutama mata kuning. Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam.
Gambar penderita hepatitis B |
Secara vertikal cara penularan Hepatitis B dapat melalui darah, khususnya dari ibu ke bayi. Secara horisontal dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut, sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.
Hepatitis C
Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis (pengerasan hati),stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Peginterferon dan ribavirin merupakan obat-obatan standar untuk HCV. Antara 50-80% pasien yang diobati sembuh. Pasien dengan sirosis atau kanker hati mungkin memerlukan transplantasi hati, namun biasanya virus muncul kembali setelah transplantasi.
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.
Hepatitis D
Hepatitis D (virus delta), adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan hanya pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.Gambar virus hepatitis D |
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.
Wilayah rentan Hepatitis D |
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.
Penularan hepatitis D dapat melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
Hepatitis E
Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini menurut lebih mudah menyebar pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk.Gambar virus hepatitis E |
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjangkeculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.
Wilayah rentan hepatitis E |
Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.
Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.Tips mencegah hepatitis
1. Menjaga kebersihan makanan, lingkungan hidup.2. Menggunakan tusuk jarum, termasuk transfusi darah yang steril.
3. Tidak melakukan seks bebas, terlebih seks bebas terhadap seorang pengidap hepatitis.
4. Tidak menggunakan narkoba, terlebih yang menggunakan jarum suntik dalam proses penggunaannya.
5. Istirahat yang cukup.
6. Olah raga teratur.
7. Khusus untuk bayi agar diberikan imunisasi lengkap.
imunisasi bayi |
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis
http://doktersehat.com/semua-tentang-hepatitis/#ixzz2xdFCN5yC
http://majalahkesehatan.com/hepatitis-a-b-c-d-e-apa-bedanya/
http://penyakithepatitis.org/
Jadi, sekarang mesti hati-hati lagi jika berhubungan bebas dengan pasangan kita.
ReplyDeletethanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya
ReplyDelete